![]() |
| Teknologi pengenalan wajah dari Baidu |
Jika di Indonesia untuk masuk ke obyek wisata harus membeli tiket dan tidak diwajibkan memakai KTP dikala memasuki obyek wisata tersebut, tetapi berbeda dengan dengan China untuk memasuki obyek wisata Anda harus membawa tiket dan membawa kartu identitas.
Sifat insan yang pelupa biasanya selalu saja ada pada dikala terburu-buru sehingga untuk memasuki obyek wisata di China tidak sanggup dilakukan. Beruntung sekarang ada teknologi terbaru dari Baidu. Baidu yakni sebuah perusahaan teknologi yang berasal dari China, sedang menguji teknologi pengenalan wajah di Wuzhen pekan lalu. Wuzhen merupakan sebuah kota bersejarah dengan arsitektur dan gaya klasik yang dikunjungi jutaan wisatawan setiap tahunnya.
Teknologi ini sanggup mempersingkat waktu menunggu untuk masuk ke obyek wisata tersebut alasannya yakni pengecekan kartu identitas, serta sanggup menambahkan kenyamanan bagi para tamu. Makara pengunjung mencicipi jauh lebih cepat sesudah memakai teknologi dari Baidu ini.
Di gerbang masuk mereka menempatkan sebuah tablet yang menghadap ke pengunjung yang datang, mereka cukup difoto dan diunggah ke database. Setelah itu data pengunjung akan muncul melalui beberapa frame di mana kecerdasan buatan tersebut sanggup mengidentifikasi kalau orang tersebut sedang dicari oleh pihak berwajib. Semua ini hanya membutuhkan waktu 0,6 detik, dan berdasarkan Baidu teknologi ini akurat 99,77%.
Teknologi biometrik untuk otorisasi bersama-sama bukanlah hal baru. Scanner sidik jari telah usang digunakan, tetapi mereka tidak selalu efektif. Sebagai contoh, teknologi scanner sidik jari lebih sulit terutama untuk mengotorisasi pada pengguna orang bau tanah alasannya yakni terjadi penuaan dan perubahan pada ujung jari.
Sementara itu, beberapa teknologi iris-scanning (pengenalan bola mata) sanggup diakali dengan mencetak foto dari mata manusia. Sementara Teknologi Baidu, sanggup mendeteksi ketika seseorang telah meninggal atau pun masih hidup sehingga seseorang tidak sanggup mengalahkan sistem.
Baidu bukan satu-satunya perusahaan pengenalan wajah seseorang untuk otentikasi. Microsoft telah menggunakannya untuk penggunanya masuk ke beberapa tablet Surface dengan teknologi pengenalan wajah.
Pada bulan September 2016 lalu, Uber mulai mewajibkan pengemudi di Amerika Serikat untuk mengambil foto selfie sebelum perjalanan pertama pada hari itu untuk mencegah penipuan dan melindungi akun pengemudi. Jika foto sopir tersebut tidak sesuai apa yang ada di berkas, Uber akan memblokir akun tersebut hingga situasi teratasi.
MasterCard juga telah mengujicoba penggunaan teknologi pengenalan wajah untuk memverifikasi identitas pemegang kartu kreditnya yang belanja secara online semoga lebih mudah. Mereka akan secara resmi meluncurkan jadwal ini pada semester pertama 2017.
Andrew Ng Ketua Ilmuwan Baidu menyampaikan Baidu akan memungkinkan kawan untuk memakai teknologi ini. Salah satunya yakni dengan berbagi cara untuk menggunakannya dikala masuk ke rumah. Daripada mengandalkan kunci fisik atau menekan arahan ke pintu, maka dengan cara ini pintu otomatis terbuka sesudah wajahnya dikenali.
Andrew Ng juga membayangkan teknologi ini juga sanggup mempunyai kegunaan untuk penyewaan jangka pendek. Dia juga melihat teknologi pengenalan wajah untuk mencegah penjualan tiket palsu. Ketika Anda membeli tiket untuk suatu acara, penyelenggara memerlukan gambar wajah Anda dan kemudian memverifikasinya ketika Anda mencoba untuk masuk kawasan tersebut.
Teknologi ini sanggup dipakai untuk membantu kawan di China dengan memperlihatkan pertolongan kepada nasabah melalui smartphone. Perusahaan memakai teknologi pengenalan wajah untuk mengkonfirmasi siapa yang memakai ponsel, bukan mengandalkan password ibarat dikutip dari dari CNN (17/11/2016).
Lupa Ktp Cukup Selfie Untuk Masuk Ke Obyek Wisata Ini
4/
5
Oleh
Anonymous
