Idbyte 2015 Dan Bubu Awards V.09 Kembali Digelar

Press Conference IdByte 

Hari ini saya mendapat kesempatan berharga diundang oleh panitia IdByte 2015 yang akan menggelar seminar dan konferensi IDBYTE dan Bubu Awards V.09 pada tanggal 30 September sampai 2 Oktober 2015 mendatang. 

Kami diundang sebagai seorang blogger tekno bersama jurnalis ibukota. Tetapi sebagai blogger profesional saya sudah tiba ketika program belum mulai walaupun jarak ke Jakarta tidak mengecewakan jauh dari tempat tinggal saya Indramayu.

Acara ini sendiri dimulai sekitar pukul 16.30-an diawali oleh pembaca program yang membuka conference press IDByte dan dibuka oleh tuan rumah yakni perwakilan dari Binus School Management. Pada sambutannya beliau mengungkapkan bahwa di Binus penemuan merupakan budaya sehingga sesuai dengan visi dan misi IDByte. 

Setelah sambutan dari Dekan Binus, program dilanjutkan oleh Shinta Dhanuwardoyo atau Shinta Bubu yang mengulas perihal Visi dan Misi IDByte  mendukung perkembangan industri teknologi di Indonesia serta diperlukan sanggup berkontribusi bagi perkembangan industri teknologi Indonesia. 

Dia juga mengungkapkan bahwa ajang Bubu Awards yang beliau adakan merupakan ajang bergengsi untuk para pegiat digital di Indonesia. Sebelum program puncak Bubu Awards 2015, IDByte mengadakan beberapa event di beberapa kota menyerupai Bandung, Surabaya, Makasar, Bali dan Jakarta. 

Tanggal 30 September dan 1 Oktober 2015 akan diadakan beberapa seminar di @America secara gratis sedangkan puncaknya akan dilangsungkan pada tanggal 2 Oktober 2015 yang tiketnya akan dijual disitusnya. 

Tema IDByte dan Bubu Awards 2015 ini ialah Conected e-Conomy. Alasannya sebab semua bisnis ialah bisnis digital. Ada beberapa kategori penghargaan yang akan diberikan pada tahun ini menyerupai digital marketing awards, web category, digital talent, mobile apps, dan start up awards. 

Pemenang Start up awards kali ini nantinya akan diikutsertakan dalam boothcamp di Silicon Valley dan nantinya mereka akan diadakan audisi oleh para investor yang tidak hanya mendapat hadiah tetapi juga pendanaan start up yang dikembangkannya. 

Pada kesempatan ini Shina Bubu mengajak Bapak Ridwan Kamil dan Bapak Triawan Munaf sebab mereka konsen dibidangnya masing-masing. Ridwan Kami konsen di Smart Citiesnya, sedang Triawan Munaf sebagai Ketua Badan Ekonomi Kreatif. 

Selepas klarifikasi mengenai IDByte dan Bubu Awards oleh Shinta Bubu, program dilanjutkan oleh klarifikasi Ridwan Kamil mengenai Bandung Teknopolis. Ridwan Kamil iri dengan negara lain. Saat beliau berkunjung ke China beliau melihat para warganya memakai barang-barang buatan China, ketika mengunjungi Jerman juga sama warganya memakai produk-produk Jerman.

Sementara ketika di Indonesia, hampir semua warganya memakai produk-produk dari luar negeri. Dia mencontohkan semua hadirin di sini niscaya memakai produk-produk dari luar negeri menyerupai produk dari Korea, Amerika dan China. 

Indonesia menjadi negara yang kaya tetapi kaya dengan pengguna bukan sebagai inovator. Oleh sebab itu beliau menginginkan Bandung sebagai Silicon Valleynya Indonesia. Seperti di negara-negara lain yang mempunyai satu kota teknologi dan inovasinya masing-masing. 

Dia mencontohkan banyak sekali masalah warganya termasuk masalah kendaraan beroda empat Uber yang akan diseminarkan untuk dibahas dari sisi faktual dan negatifnya pada Hari Sabut mendatang. Dia juga menyambut Gojek untuk hadir di Bandung yang kebetulan Foundernya  Nadiem Makarim hadir di program tersebut atas ajakan walikota Bandung tersebut. 

Bandung akan mengadakan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar sekelas Facebook, Twitter dan lain-lain. Selain itu beliau juga menginginkan Shinkasen atau kereta cepat dari Bandung ke Jakarta nantinya hanya ditempuh dalam waktu 30 menit. 

Saat ini Bandung sudah mempunyai 200 aplikasi yang ada di lingkungan pemerintah kota Bandung. Dia berharap ke depannya semua instansi bisa mempunyai aplikasi yang terintegrasi satu sama lain. 

Bandung berharap ke depannya mempunyai Silicon Valley di tempat Gede Bage dan pada kesempatan ini juga beliau mengajak Binus untuk mendirikan universitas disana termasuk dengan asramanya. Sehingga mereka lebih efisien dan inovatif sebab semuanya ada disitu. 

Saat ini Bandung sudah menerapkan semua perizinan di lingkungan pemerintah kota Bandung bisa dilakukan secara online dan meminimalisir pembayaran secara pribadi untuk menghindari korupsi atau pungutan.     

Bandung juga sedang mempersiapkan aplikasi di Google Play khusus warga Bandung ketika ada tindak kejahatan menyerupai begal dan lain-lain. Di aplikasi tersebut pengguna cukup menekan instruksi SOS atau Safe yang terhubung dengan sentra datanya yang terintegrasi dengan Kepolisian. Di aplikasi tersebut sudah terhubung dengan jalan masuk GPS sehingga memudahkan untuk pelacakannya. 

Aplikasi ini tentu tidak sembarangan digunakan, oleh sebab itu penggunanya harus mendaftarkan terlebih dahulu identitas dan nomor teleponnya. Agar penggunanya tidak sembarangan menggunakannya dan bisa terhubung dengan keluarganya. 

(Ridwan Kamil, Triawan Munaf dan Shinta Bubu) 

Setelah pemaparan mengenai Bandung Teknopolisnya, program dilanjutkan dengan pemaparan Bapak Triawan Munaf dari Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif). Permasalahan ekonomi kreatif yang menjadi hambatan ketika ini ialah masalah regulasi atau perizinan yang masih berbelit dan membutuhkan proses yang lama. 

Padahal ekonomi kreatif ialah masa depan kita. Saat ini Bekraf konsen pada 3 hal yakni FAM (Film, Aplikasi dan Musik). Indonesia bahwasanya bisa dan mempunyai kemampuan dalam ketiga bidang tersebut. Oleh sebab itu beliau mendukung program IDBYTE dan Bubu Awards ini. 

Dia berharap tahun 2016 dana untuk ekonomi kreatif di Indonesia akan cair dan bisa dipakai untuk banyak sekali kegiatan dan mendukung acara-acara menyerupai ini serta mencari para start up-start up berprestasi di Indonesia.   



Related Posts

Idbyte 2015 Dan Bubu Awards V.09 Kembali Digelar
4/ 5
Oleh